Momentum Hari Tani Nasional, KPPM Makassar Gelar Aksi Mengawal Krisis Agraria di Indonesia

ORGANISASI, SABDATA.ID – Koalisi Perjuangan Pemuda Mahasiswa (KPPM), Gelar Aksi Unjuk Rasa (UNRAS) memperingati hari Tani Nasional, berlangsung dijalan Sultan Alauddin depan kampus I UIN Alauddin Makassar. Selasa, (24/9/2024).

Dalam Aksinya, KPPM mengungkapkan keresahannya terkait problematika yang terjadi di indonesia. Negara tidak lagi berbicara tentang kesejahteraan dan keadilan kepada para petani, tetapi lebih mementingkan atau membukakan jalan untuk para investor masuk ke indonesia.

Aksi Unras yang dipimpin oleh, Iswan Kusnadi, Sebagai Jendral Lapangan (JENDLAP), berlangsung dari jam 15:00 WITA. Dengan membawa tuntutan, yaitu : 

1. Hentikan perampasan dan penyerobotan lahan pertanian.
2. Mendesak menteri pertanian dan pemerintah daerah untuk lebih aktif dan massif dalam mengawasi alokasi pupuk bersubsidi.
3. Mendesak menteri pertanian untuk mengevaluasi seluruh distributor maupun pengecer di Indonesia khususnya sul-sel yang diduga otak dari kelangkaan pupuk bersubsidi, dan penjualan yang tidak sesuai HET dan, alokasi yang tidak sesuai dengan 6T.
4. Tangkap dan adili mavia pupuk di Indonesia, khususnya sul-sel.
5. Hentikan segala bentuk monopoli harga komoditas pertanian.
6. Hentikan impor komoditas yang berkaitan dengan pertanian.
7. Mendesak kejari Jeneponto untuk menetapkan tersangka seluruh oknum yang diduga terlibat baik cv anjas, kpi,puskut dan pengecer.


Iswan sebagai jendlap, didalam orasinya menegaskan bahwa indonesia saat ini tidak lagi memperdulikan kesejahteraan para petani melainkan membuat resah para petani karena pemerintah negara tidak mampu mengatasi kelangkahan pupuk yang ada di indonesia.

"Negara seolah olah tidak menunjukkan taring atau tidak punya integritas. Karna diduga tidak mampu atau melakukan pembiaran terhadap distributor nakal yang menimbung pupuk sehingga para petani tidak mendapat pupuk sebagai mana mestinya," tegasnya.

Kordinator mimbar (KORMIM), Sakring, didalam orasinya juga mengungkapkan keresahannya terhadap negara dan aparatur negara. Aparatur negara yang dipercaya melakukan pengawalan dan pengayoman kepada massa aksi, malah menghalangi massa aksi yang ingin menyampaikan aspirasinya.

"Kami mohon kepada para aparatur negara untuk tidak mengahalangi kami karena kami hanya ingin menyampaikan pendapat kami, seharusnya aparatur negara itu mengawal suara kami untuk sampai ke atas bukan malah mentamengi para pemerintah dan distributor-distributor nakal itu," ungkapnya.







Citizen: Allang

Posting Komentar

0 Komentar