PBAK Momentum Mencerdaskan atau Panggung Krisis Identitas Mahasiswa?

KAMPUS, SABDATA.ID – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) menjadi sorotan setiap tahunnya, katanya mencerdaskan bagi mahasiswa baru dan sebagai pengenalan dunia baru untuk mereka, bagaimana kampus memiliki tingkat yang berbeda dari jenjang pendidikan menengah.

Akan tetapi, yang terjadi pada momentum ospek malah sebaliknya! Saya dan beberapa orang tua serta pihak yang berfikir sehat dalam kampus mendapatkan laporan. Sampai saat ini, tidak terhitung jumlah korban Pungutan liar (Pungli) dan kekerasan yang dialami oleh mahasiswa baru.

Setiap mahasiswa baru di kampus, dimintai sumbangan ratusan ribu dengan dalih keperluan pembelian atribut dan souvenir. Uniknya, besaran pungli yang dipatok oknum panitia OSPEK, nilainya beragam di masing-masing fakultas.

Terimakasih untuk para oknum mahasiswa yang telah berkontribusi aktif dalam menambah beban mahasiswa baru yang harusnya fokus mengikuti tahap Ospek dengan mudah dan mencerdaskan diri.

Tapi kini, harus membayar formulir yang diambil di setiap fakultas dan atribut mahasiswa yang katanya kreativitas setiap oknum mahasiswa di fakultasnya masing-masing.

Sangat mencerdaskan bukan?

Para oknum mahasiswa menjadikan ospek sebagai lahan memoroti kantong mahasiswa baru dengan metode, alur dan bahasa yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini telah mendarah daging menjadi adat dengan dalih kreativitas oleh oknum mahasiswa untuk adik-adik mahasiswa baru di beberapa kampus.

Sangat cerdas para oknum mahasiswa, telah memikirkan jika setiap mahasiswa baru tidak semuanya memiliki perekonomian menengah ke atas. Idealis atau kapitalis?

Surat edaran mengenai aturan OSPEK dari pimpinan kampus yang berisi “tidak boleh ada pungutan apapun” hanya menjadi pajangan semata bagi oknum mahasiswa.

Mahasiswa baru di salah satu kampus yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada saya telah membayar sebesar Rp. 150.000. Setelah membayar, dia diberikan surat pernyataan dan formulir OSPEK. Namun, kata dia, tidak diterangkan rincian penggunaan uang tersebut.

Apabila kampus tidak dapat mengatasi hal tersebut dengan sigap dan tegas agar tidak terjadi lagi di tahun-tahun yang akan datang, maka kampus tidak dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap warga negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia.

Ospek yang mencerdaskan

Ada berbagai macam solusi untuk mewujudkan hal tersebut. Hemat saya, Pimpinan kampus serta dosen berkolaborasi aktif dalam peningkatan keilmuan mahasiswa. Untuk itu, mahasiswa seharusnya melakukan aksi nyata dalam penerapan ilmu yang telah diterima.

Baca juga: Tingkatkan Nilai Keagamaan Anak di Era Milenial, Mahasiswa KKN UIN Desa Kalola Wajo Gelar FAS

Selanjutnya, penerapan sikap profesionalitas pada setiap kondisi, baik itu dari pihak kampus dan juga mahasiswa, khususnya dalam kegiatan OSPEK kampus setiap tahunnya.

"Fungsi pendidikan adalah mendidik seseorang untuk berpikir secara intensif dan berpikir kritis, kecerdasan plus karakter, itulah tujuan pendidikan sejat," Dr. Martin Luther King Jr.

Sebuah kemunafikan bagi saya jika mengatakan cerdas pada pungli di momentum masuknya mahasiswa baru, yang notabenenya memiliki niat belajar dan semangat menerima bimbingan keilmuan dari kampus itu sendiri. Miris!

Cegah dan hentikan mahasiswa baru menjadi bibit oknum mahasiswa selanjutnya!




Penulis: Muh Zaitun Ardi
Editor: Saina Said

Posting Komentar

0 Komentar