Tentang Kepalsuan

OPINI, SABDATA.ID – Jadilah diri sendiri hidupmu tidak harus seperti yang orang-orang inginkan, anda tidak lahir dari bibir bibir si para bacot.

Ukuran ideal bagi seorang perempuan maupun lelaki yang diumbar di media sosial merupakan candu yang meracung, sampah, Pembodohan yang disebar luas, nyatanya kesempurnaan sebatas ilusi.

Persetan untuk para pecandu tik-tok maupun hamba eksis umbar sana sini kekayan dan kekenyangan di depan kaum lapar, ditengah-tengah kepanikan dan sesak dibalik masker muncul kaum-kaum hamba kaya pamer mobil baru didepan layar,

empati dan kasih sayang mulai memudar.

Identitas diri kerap kali terbentuk oleh konstruk sosial dan tawaran ekspestasi khayal, hingga eksistensi manusia ditentukan oleh lingkungannya. Ia kehilangan kebebasan dalam menentukan dan memilih jatih diri.

Maka buang dan bunuh ekspestasi identitasmu, anda bukan siapa-siapa tentang segala hal. Merdekakan diri dari konsruksi sosial yang candu.

Pengetahuan indrawi menipu sebab nyatanya kebenaran dibentuk oleh sejauh mana mata kepala melihat, hingga pembenaran dan kebenaran kini sukar dipahami. Saling teriak siku menyiku, klaim siapa yang paling benar.

Baca juga: Opini, "Kebenaran Ilusi" Oleh: Almutawallid

Ajakan rasionalitas nyatanya pada porsi tertentu tak lagi masuk akal, yang tinggal sebagai tumpukan narasi dan konsep di atas kertas putih yang mulai menguning, tak mampuh menutup mulut teriakan anak jelata yang minta makan dan gemuru promlem sosial. Hingga raksasa ide dan ribuan konspirasi siap memangsa hidupmu

Istirahatkan otak kecilmu dari kepalsuan sosial dan konspirasinya, menari nari dalam wacana tanpa usai. Luasnya dunia nyata kini terpenjara dan menyempit dibalik layar hp, kini fakta dan kenyataan dibentuk didepan layar.

Lupa fakta dan kehidupan di belakan layar dan sekeliling, memandang dunia layar lebih indah dari kenyetaan, buta dan lupa menengok,  pada puncaknya terus lari dari kenyataan justru hanya membuat anda pelan-pelan tenggelam dan hilang.

Penulis: Almutawallid

Editor: Musakkir