OPINI, SABDATA.ID – Silakan menekuni profesi sebagai penyair. Akan tetapi, bagi penyair yang beragama Islam, jangan memaksakan diri menulis puisi-puisi, yang sesungguhnya bukan puisi, melainkan hanyalah ungkapan kebencian dan penghinaan atau potret kesombongan diri sebagai orang yang "merasa" berilmu.
Puisi adalah karya imajinatif, diangkat dari pengalaman realitas alam, berisi hikmah, kemudian ditawarkan kepada penikmat (melalui sistem bahasa yang indah, baik dan benar) untuk direnungi isinya.
Dari hasil perenungan itulah, ditemukan hadirnya suasana kebatinan yang cerah dan semakin mendekatkan pembaca kepada Allah Swt, Tuhan yang mahaindah, mahabaik dan mahabenar: Pencipta seluruh alam.
Sekarang ini, ramai diterbitkan buku-buku sastra yang berbentuk puisi. Penyair dan bukan penyair, semua bangkit menulis puisi kemudian diterbitkan menjadi antologi bersama.
Baca juga: Puisi, "Gerai Sembagi Arutala" Oleh: Indah Rahmani Yahya
Apakah itu salah? Tidak! Silakan menulis puisi sebanyak-banyaknya. Tapi ingat, jika kalian adalah penyair muslim, hindari berbuat bohong, menghina atau menghujat orang lain atas dasar kebencian dan permusuhan.
Tulislah puisi-puisi yang jujur, mengajak kepada kebaikan dan menawarkan misi keselamatan dunia wal akhirat. Itulah yang disebut Al Hikmah. Penyair muslim, tak akan tersesat di jalan iblis. Wallahu a'lam.
Penulis: Mahrus Andis
Editor: Andi Gilang
0 Komentar
Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun