Auto Kritik, Kader IMDI: Mau Sampai Kapan Kita Mandek?

Auto Kritik, Kader IMDI: Mau Sampai Kapan Kita Mandek? 
Ikatan Mahasiswa DDI (IMDI) telah didirikan puluhan tahun lalu (1969) dengan berkultur dakwah. IMDI tentu bukan suatu mega proyek dalam kisah-kisah korupsi wakil rakyat.

Orientasinya cuman satu "Dakwah" demi membangun generasi muda yang cerdas tangguh dan bertakwa kepada Allah SWT. Badan otonom yang diharapkan dapat menunjang proses kaderisasi dilingkup kemahasiswaan. 
1969-2022 usia 53 tahun tanpa benturan, tanpa wacana kritis, usia ke 53 yang ada hanya kekosongan. Sebagai kader (IMDI) auto kritik menilai situasi saat ini sangat memprihatinkan.

Apalagi ditambah fakta-fakta kemandekan yang dialami. (Saat ini) jumlah anggota yang mengaku sebagai kader IMDI tak mencapai 300 orang, bukankah ini adalah masalah yang patut kita evaluasi?

Mengingat IMDI sudah melakukan kaderisasi selama 53 tahun! perlukah kita melakukan evaluasi pengembangan organisasi?

Krisis kepemimpinan, setiap organisasi apapun itu, tentunya membutuhkan pemimpin yang mampu mengartikulasikan setiap hal yang dibutuhkan organisasi, yakni hal-hal teknis yang menjadi titik pijak pengembangan organisasi, bahkan kritik keras kepada pemimpin pun merupakan hal yang wajar! 
Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa DDI Periode 2017-2020, dinahkodai oleh Mursyid Nur Khalik, awal-awal kepengurusan tanggungjawabnya sebagai Ketua Umum IMDI telah Ia tinggalkan karena berangkat melanjutkan studi Magister di Filipina, kurang lebih 1 setengah tahun PP IMDI Periode 2017-2020 tanpa Ketua Umum.

Kevakuman organisasi terjadi dimana-mana, hal ini bisa kita ukur dengan melihat dinamika yang terjadi di dalam tubuh IMDI saat ini.

Seperti berjalan diatas setapak lurus dan mulus, tanpa problematika, tanpa rasa kepemilikan, tanpa upaya-upaya simbolik sebagai titik awal revolusi organisasi.
Bahkan kepengurusan PP IMDI saat ini telah lewat 2 tahun, namun kongres yang dinanti-nanti belum juga muncul. 

Suara kader adalah "suara organisasi", sudah sepatutnya kita melihat situasi organisasi secara intens dan radikal, sebagai kader yang benar-benar Kader! sebagai kalangan intelktual yang telah dewasa. 

Sebagai orang biasa yang memiliki "sedikit pengetahuan tentang organisasi" anggapan saya tentang organisasi adalah "sebuah comunity yang berjalan diatas substansi "kepentingan bersama", mengikat diri dengan rasa tanggungjawab dalam berlembaga, bahu-membahu untuk mencapai tujuan. 

Tak perlulah semegah pesta pora para pemabuk!, kita hanya perlu duduk dan berpikir bersama dalam ruang formal yang sederhana dengan naluri organisatoris berdasarkan cita Pengabdian yang luhur. Mau Sampai Kapan Kita Mandek (Rilis/S). 






Penulis: Kader IMDI

Posting Komentar

1 Komentar

Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun