Cerita Rakyat dibalik Desa Kareloe Jeneponto

Cerita Rakyat dibalik Desa Kareloe Jeneponto


Desa kareloe adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Bontoramba dimana desa kareloe ini memiliki tujuh dusun anatara lain :dusun Sunggua, Tinaro, Pa’baeng-baeng, Salamatara, Ereloe, Surulangi dan Katanggoro banyak kisah unik yang pernah terjadi di masa dahulu di desa kareloe, akan tetapi gagal dalam perasionalannya.

Pada tulisan kali ini penulis akan mencoba menceritakan atau mengungkapkan hasil wawancara dari beberapa narasumber yang telah di datangi. Historis dan penamaan desa Kareloe diambil dari cerita rakyat, yang dimana ketika di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia kare, dari kata Karaeng, (yakni) Karaeng dalam bahasa Indonesia ialah orang yang memiliki gelar bangsawan, loe yang artinya banyak (Jadi Kareloe artinya banyak orang yang bergelar bangsawan).

Berdasarkan hasil wawancara kami dari bebarapa narasumber, mengatakan bahwa hutan yang ada di dusun Surulangi dulunya merupakan lokasi pengankatan untuk menjadi seorang Karaeng di Jeneponto pada masa dahulu benar atau salahnya hutan tersebut di jadikan sebagai tempat pengankatan Karaeng wa’lohu a’lam.

Di situlah awal mula lahirnya desa Kareloe yang di cetuskan oleh beberapa tokoh pendiri desa Kareloe. Banyak kisah yang pernah terjadi di desa Kareloe dimasa dahulu antara lain, hamilnya sosok wanita yang bernama Loe, ia dapat hamil tanpa suami, mungkin hal ini tidak masuk akal tetapi beberapa narasumber mengungkapkan/menceritakan hal ini, lagi-lagi dusun Surulangi yang menjadi lokasi atau lebih tepatnya di bawah kaki gunung Bontoligara tinggal seorang wanita paruh bayah bernama Loe, ia tinggal di sana seorang diri alias tanpa suami.

Di kegelapan malam tiba-tiba ia bermimpi ada yang sedang membisikkan di telinganya
Bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki dengan syarat ia harus menghadap ke arah barat maka dirinya akan hamil, tentunya ketika kita telaah baik-baik mimpi dari si Loe ini pastilah tidak masuk secara logika akan tetapi menurut cerita dari beberapa narasumber, (ia)  membenarkan hal ini.

Pada dasarnya si Loe memang ingin punya anak tanpa pikir panjang akhirnya si Loe melakukan apa yang telah di perintahkan oleh suara/bisikan tersebut, menurut beberapa narasumber yang telah kami datang, mimpi si Loe benar-benar terjadi, artinya si Loe betul-betul hamil dan melahirkan anak laki-laki tetapi yang jadi problem adalah anak si Loe ini, menurut keterangan dari narasumber bahwa anak si Loe telah menggauli dirinya sendiri atau ibunya, hal ini di kaitkan oleh narasumber merupakan awal dari banyaknya perselingkuhan bahkan mendarah daging sampai saat ini.

Selain dari kisah di atas ada juga cerita yang paling unik pernah di ceritakan oleh narasumber, yang katanya pernah terjadi pada  masa dahulu gunung Ligara atau di kenal di masyarakat Kareloe Bontoligara yang notabenenya merupakan gunung tertinggi di desa Kareloe semasa dahulu pernah terjadi banjir seluruh alam hanya gunung Ligara atau Bontoligara-lah yang tak pernah tenggelam pasalnya menurut beberapa narasumber yang telah datangi bahwa gunung Ligara sewaktu banjir semakin naik air maka semakin bertambah pula tingginya gunung tersebut.

Tentu semua berpikir hal tersebut di atas lagi-lagi tidak dapat di rasionalkan, romangan yang ada di desa Kareloe diyakini juga sebagai tempat persembunyian para alim ulama dahulunya hal ini di ungkapkan oleh narasumber yang bernama Tajuddin Nur dengan di buktikan adanya mimbar alias tempat berdakwah para alim (ulama)

Menurut narasumber bahwa ulama yang pernah tinggal bahkan bermalam di sana ialah Syekh Al-makassari Al-gowari Thajul Khalwatiyah seorang alim ulama terkenal di Sulawesi-selatan artefak berupa mimbar batu yang tersusun secara rapi disanapenulis: sampai sekarang masih utuh.



Kontributor: Sultan Alaudin (Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar). 

Posting Komentar

0 Komentar