PUISI, SABDATA.ID – Teruntukmu, orang yang masih dirahasiakan Tuhan. Apa kabar kamu, semoga kita lekas dipertemukan
Semoga juga kamu di sana mempersiapkan pertemuan. Menata diri, menata hati untuk kelak saling melengkapi. Iya, melengkapi mahligai keluarga kita nanti.
Aku disini juga sedang menunggumu
Aku sedang memperbaiki diri agar kelak pantas bersanding dengan mu
Sebetulnya aku sudah lama menunggu waktu pertemuan kita, namun karena waktu belum memperkenankan. Aku masih saja setia menunggumu. Aku yakin bahwa keputusan Tuhan itu terbaik bagiku.
Dalam masa transisi penantian ini. Aku mencoba menghiasi dengan merapalkan dirimu dalam bait-bait doaku, walau akupun tak tahu siapakah dirimu sebenarnya. Hanya saja, aku berdoa semoga kamu segera dijelaskan, segara muncul dipermukaan hingga aku tahu dan kenal dirimu.
Sejujurnya aku sudah lama menantimu, Kekasih. Aku takut salah orang. Aku takut ketika aku dan kamu bertemu diwaktu yang tidak tepat. Aku sudah milik seseorang dan kamu baru datang. Hingga aku kecewa dan penantianku sia-sia. Tapi, semoga hal itu jangan. Karena aku tak kuasa.
Andai saja aku sudah tahu kamu, tahu nama kamu, tahu alamat kamu, pastinya akan aku cari dirimu. Namun, karena aku tiada tahu, ya beginilah. Aku mencoba tetap menanti akan kedatanganmu.
Mencoba bertahan tanpa berujung kejelasan hubungan. Walau demikian. Aku tetap saja berjuang, berjuang untuk tetap bertahan dan menunggumu sampai waktu yang telah ditentukan.
Teruntukmu, seorang yang seringkali ku sebut dalam doaku. Semoga kamu merasakan apa yang telah aku rasakan. Sama-sama merindu dan ingin temu. Tentunya sama-sama mempersiapkan diri, satu sama lain.
Baca juga: Puisi, "Larik sebuah Cerita" Oleh: Indah Rahmani Yahya
Penulis: Rifki Yusak El-Shanury
0 Komentar
Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun