Rintihan Seorang Anak Bungsu

PUISI, SABDATA.ID – Ayah, ibu anakmu ini selalu mengandalkan tulang-tulangnya sendiri. Tumbuh dengan keringat dan semangat sendiri. Tak ada tempatku bersandar di kampung perantauan. Aku harus menanggung beban sendiri. Aku hanya mampu mengadu melalui doa-doa yang kupanjatkan setiap ruku' dan sujudku.

Ayah, ibu apa kalian tahu. Hidupku harus tetap kuperjuangkan, jalan panjang yang kutelusuri harus terus kutaklukkan. Aku akan berusaha lebih kuat lagi dari sebelumnya, agar tidak membuat Ayah dan ibu khawatir, dan merasa terbebani atas kehidupanku.

Jujur, aku lelah ayah ibu. Aku ingin merasakan hangatnya kasih sayang dari kalian. Aku ingin merasakan perlakuan kalian tentang hal apapun yang kumau langsung dikabulkan. Tanpa harus berjuang sendiri, bekerja keras apalagi banting tulang sendiri.

Terkadang aku iri dengan teman-temanku, mereka dengan santai dan bangganya merasakan apa-apa yang neraka inginkan tanpa harus berusaha. Tapi lagi-lagi aku sadar diri akan tempatku dimana.

Teruntuk ayah; Hidupku sudah kupertaruhkan pada jalan yang kupilih. Mungkin tidak seperti rencanamu dulu. Aku ingin lebih bertarung lagi dengan kehidupan yang kupilih. Sekalipun aku cukup lelah.

Teruntuk ibu; Apa ibu tahu beberapa hal tidak terasa mudah untuk saya jalanin. Tapi saya tetap memilih menempuh jalan terjal itu. Berusaha menghadang segala rintangan dalam hidupku, maaf tak selalu bisa jadi serupa maumu.

Aku lelah. Dunia seakan cukup keras bagiku. Ayah, ibu bolehkah anakmu ini beristirahat sejenak saja?







Penulis: Mayani

Posting Komentar

0 Komentar