Pulang

PUISI, SABDATA.ID – Pulang itu ke mana?
Apakah pada hilir sungai yang di setiap alirannya membawa arus dari hulu ingatan? Sementara pada bendung pembatas kemungkinan, ada yang tertinggal melebihi luas tepian.

Pulang itu ke mana?
Mungkinkah pada rasi bintang yang kerlipnya hilang terhalang awan? Sementara arah menuju angkasa, serupa jalan panjang menempuh sia-sia.

Pulang itu ke mana?
Bisakah pada sebentuk jemari yang bersedia menyeka cemas di sudut mata? Atau pada sebuah peluk meski sebatas fana yang memberi tawa di balik rindu paling pelik.

Pulang itu ke mana?
Mampukah berlabuh pada sajak-sajak paling lena? Sebab pada luasnya makna yang tersirat, bukan hanya ada perihal satu nama. Sementara para penyair menjaring kata, dipungutinya dengan jala-jala cinta.

Pulang itu tentu saja kepada-Mu, tubuh tak tersentuh, tapi ruh yang tak pernah jauh, cinta paling baka yang selalu siaga saat jantungku berdegup sempurna, bahkan ketika nanti tiada.

Di hadapan-Mu, tangisku tak pernah sia-sia.

Baca juga: Puisi, "Rintihan Seorang Anak Bungsu" Oleh: Mayani






Penulis: Mayani

Posting Komentar

0 Komentar