Lini Tak Tersisa

PUISI, SABDATA.ID – Disela jarinya sebatang rokok tembakau dan asap putih yang mulai mengepul di tanahnya hanya ada celoteh retorika orang-orang usia senja, memegang secangkir kopi hitam di cawan yang mulai berkarat Mengalunkan senandung menghembuskan asap putih pada bibir yang sepertinya sudah keriput.

Di tanahnya tak ada perbincangan tentang gosip-gosip terhangat yang diperbincangkan di tanah air, handphone mana lagi yang harus dibeli, Atau pahatan kosmetik mana lagi yang akan membuat wajah bersinar bak panci yang diolesi minyak bumi.


Yang ada hanya bunyi perut kelaparan, keriput yang semakin menjadi Dua jari yang mulai menguning karena kebanyakan menghisap tembakau yang dibungkus kertas koran, yang katanya mampu membuat candu juga bisa mengotori paru-paru.

Yang ada hanya parang cangkul berkarat yang kian sekarat.
Asap-asap putih itu mengepul 
Menyerupai awan di langit biru
Kembali ia hisap lintingan tembakau yang menggurat sepasang alis berambut putih.

Tergambar jelas raut wajahnya dalam kanvas yang terekam dalam ingatan.

Ia tersenyum dalam pandanganku, menyuarakan pesan-pesan kehidupan dengan lagak melayu.

Lintingannya lini tak tersisa, sarungnya sudah terlampir di atas bahu, lumpur dikakinya pun sudah mengering, tanda malam akan kembali beku.






Penulis: Israeni
Editor: Amasa

Posting Komentar

0 Komentar