OPINI, SABDATA.ID – Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan dan untuk memulai hal yang baru, mencoba sesuatu yang lain yang memang terkadang kita harus berani mempertaruhkan apa yang kita punya.
Cak Lontong, Hidup manusia memanglah mengalami pasang surut,entah hari ini, esok atau nanti. Peristiwa-peristiwa yang menghampiri akan menjadi pelajaran bagi mereka yang berfikir. Mereka yang berfikir dengan sehat akan terbawa pada kedewasaan, ketenangan dalam berfikir.
Problematikan yang menghampirilah yang membuat kita semakin dewasa dalam berfikir dan bertindak. Sampai pada pengendalian dirilah serta ketenangan yang akan membawa pada kebahagian.
Ilmu pengetahuan pun menjadi senjata dalam hidup manusia, mengasah dan mengembangkan potensi diri. Ada yang fokus sampai ahli di bidang politik, kepenulisan, musik, pengacara dan guru.
Carol S. Dewek dalam bukunya mindset menerangkan bahwa, ada dua jenis mindset atau pola pikir yakni mindset tetap dan mindset tumbuh. Mindset tetap fokus pada bakat alami dalam diri yang tak perlu diasah. Sedangkan mindset tumbuh fokus pada cinta terhadap proses, pengembangan serta pertumbuhan. Karena kesuksesan hanya efek samping dari sebuah usaha.
Baca juga: Akmal Al Khair S. Terpilih Jadi Formatur Ketua FLP UINAM 2022, Demisioner: Tetap Berkarya
Karena hidup adalah sebuah pilihan maka tiap kita dapa memilih jalan hidup masing-masing. Walaupun mengalami proses yang berbeda tapi tujuan tetap satu, sama-sama ingin meraih kebahagian.
Ada yang bahagia karena pasangan, ada yang bahagia karena keluarga yang harmonis, ada yang bahagia karena punya anak, ada juga yang bahagia karena pekerjaannya bahkan ada yang bahagia menjalani proses. Semuanya baik namun satu hal yang pasti, kebahagian yang ada takkan lepas dari peran Tuhan pada hambanya.
Kata Cak Lontong Hidup yang tak dipertaruhkan tidak akan pernah di menangkan dan itu tidak bisa dipungkiri, karena sang waktu tak akan menunggu mereka yang hanya berdiam diri.
Kita akan jatuh bangun, ditempa dan berproses, belajar akan terus mengasah dan membersamai kita. Kata Agustinus Wibowo dalam bukunya Dari titik nol kita berangkat, pada titik nol kita kembali.
Penulis: Akmal Al Khair
Editor: Amasa
0 Komentar
Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun