September dan Lawakannya

OPINI, SABDATA.ID – Kabar buruk di awal September menimbulkan kegelisahan masyarakat. Belakangan ini banyak berita bertebaran yang mengundang perhatian publik dan meminta dikritisi, seperti kenaikan BBM, anggota DPR merayakan ulang tahun Puan Maharani di tengah-tengah aksi demo kenaikan BBM. Pinangki yang dibebaskan bersyarat setelah 10 tahun vonisnya disunat.

Calon anggota DPR 2024 tidak wajib memiliki SKCK dari polisi, belum lagi kasus Brigadir J yang sejak Juli kemarin sampai September ini masih membuat masyarakat geram dikarenakan kabarnya Putri Candrawati tidak ditahan dengan alasan kemanusiaan dan memiliki anak kecil.

Kenaikan Harga BBM

Sejak diputuskannya harga BBM sejak 3 September lalu, masyarakat dibuat resah sebab bisa ditebak beberapa bahan pokok mungkin akan ikut naik. Kenaikan BBM ini sangat berpengaruh bagi masyarakat, khususnya para sopir angkutan umum dan lainnya.
Melansir dari detik.com, saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Keluhan-keluhan masyarakat telah disampaikan melalui aksi para mahasiswa dan juga beberapa masyarakat serta organisasi-organisasi yang ada di daerah maupun di pusat. Namun kabarnya, DPR saat itu sedang merayakan ulang tahun Puan Maharani di dalam gedung DPR.

Sungguh miris, ini menunjukkan bahwa kepedulian mereka terhadap masyarakat sudah tidak ada lagi, juga menunjukkan bahwa Puan Maharani belum pantas menduduki kursi presiden nantinya. Mungkin, yang katanya wakil rakyat itu lupa, kalau mereka bisa duduk di kursi sekarang karena rakyat.

Di saat semua Mahasiswa turun aksi, entah apa yang dilakukan oleh DPR di dalam ruangan ber-AC sedangkan demonstran berpanas-panasan di luar dan di bawah terik matahari demi menyuarakan keluh kesah masyarakat terhadap aturan-aturan yang tidak pro rakyat.

Sampai saat ini saya masih beropini bahwa para DPR dan pemerintah tidak memiliki hati nurani kepada masyarakat. Mereka hanya memikirkan kepentingan masing-masing, hanya mengikuti keinginan mereka dan menetapkan segala aturan tanpa ingin mendengarkan argumen dari masyarakat, sedangkan aturan tersebut diberlakukan untuk masyarakat.

Hukum dan Pemerintah

Ironisnya, di saat para petinggi, pejabat, dan pemerintah lainnya melanggar aturan, mereka bisa bermain-main dengan hukum seenaknya dengan memanfaatkan kekuasaan dan uang.
Berita mengejutkan lainnya di September ini ialah Pinangki yang dibebaskan bersyarat, beserta 22 orang lainnya yang juga dibebaskan bersyarat di hari yang sama, terkait kasus korupsi.

Menanggapi hal ini, tentu saja belum cukup untuk membuat para koruptor jera dengan apa yang telah ia lakukan. Sungguh, negara yang lucu mungkin para pemimpinnya adalah pelawak.

Kami berharap, segala aturan yang tidak pro masyarakat segera ditindaklanjuti agar rakyat tidak lagi merasakan keresahan dan ketidakadilan hukum di negara tercinta ini. Sesuai dengan bunyi sila ke-5, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, bukan keadilan sosial hanya bagi seluruh pejabat pemerintah yang berkuasa.

Mari bersatu dan saling bergandeng tangan untuk memperjuangkan keadilan. Tetap berharap dan jangan patah semangat.

“Hiduplah dengan penuh harapan, karena setiap harapan akan ada jawabannya. Dan sesuatu yang diusahakan akan selalu ada harapan.”






Penulis: Salsabila
Editor: Rika Arlianti DM

Posting Komentar

0 Komentar