PUISI, SABDATA.ID – Jika Bahasa cinta telah datang, ku isyaratkan bahwa lihatlah lukisan itu. Jika kehilangan makna laksana tanpa jiwa dan roh.
Tinta-tinta pena ku telah habis mengering, lalu ku ganti dengan darah dan air mata, ternyata juga ikut mengering. Pena-pena ternyata telah patah, walhasil bahasa cinta belum rampung ku tulis dan ku ungkap tabir-tabir rahasianya.
Semakin ku tafsirkan cinta semakin jauh dari keluasan maknanya. Sungguh kata dan bahasa tersungkur malu, jari jemari membisu diam.
Getaran cinta tanpa ruang dan waktu menembus kekosongan jiwa.
Duhai sang kekasih.
ku kirimkan salam dan rinduku padamu melalui kalam-kalam qalbu, dengannya pintu-pintu Ilahi dan pintu pengetahuann telah terbuka lebar untuk mengenal-Nya melalui cinta dan keluasan hakikat-Nya.
Ku teriak pada ahli sastra yang mencoba melukis cinta dan maknanya, bahwa jangan engkau mencoba terbang tanpa sayap, bagaimana bisa engkau dapat memahami kerinduan Majnun kepada Layla sedang engkau bukan Majnun bukan pula Layla.
Penulis: Al-Mutawallid
Editor: Mappaseleng
1 Komentar
Masya Allah
BalasHapusBeri komentar masukan/saran yang bersifat membangun