Meriah! Cara Seniman Jaranan Rayakan Kemerdekaan, Begini Selengkapnya

KEDIRI, SABDATA.ID – Dalam menyemarakkan HUT RI Ke-77 tahun, Para Seniman Muda Jaranan Jawi Asli memiliki cara tersendiri untuk memperingati HUT RI. Mereka yang tergabung dalam Satrio Wengker Swangar 5872 (Komunitas Seniman Muda Jaranan Jawi Asli Se-Eks Karisidenan Madiun) menggelar pertunjukkan dilapangan utama kampus INSURI Ponorogo dengan bintang tamu Rogo Samboyo Putro Kediri, pada Kamis kemarin (25/8).

Ketua Brandal Lokajaya PAC GP Ansor Ponorogo (mewakili) Muhibbuddin menyampaikan, gelaran tersebut sekian lama telah dibahas namun saat ini dapat terealisasikan dengan bertepatan HUT RI Ke-77.

“Kami para seniman muda jaranan jawi asli se-eks karesidenan madiun ini tergabung  dalam suatu komunitas/wadah yang kami namai Satrio Wengker Swangar 5872. Pertunjukkan ini sudah lama kita agendakan namun baru terlaksana hari ini, dan menurut kami moment yang sangat pas juga hari ini bertepakan dengan HUT RI Ke-77,” tuturnya. 
Dikutip dari wikipedia Seni Jaranan Kediri adalah jenis kesenian kuda lumping mulai muncul sejak abad ke-11 di Wengker atau Ponorogo yang diciptakan oleh Raja Ponorogo pada masa itu, tepatnya pada tahun 1045 masehi, seusai bunuh dirinya puteri Daha atau Kediri. 

Hal ini dibenarkan oleh Nur Salam, beliau merupakan salah satu Bopo (Pawang/Pengasuh) dalam pertunjukan Jaranan. 

“Kesenian jaranan ini masih nyambung dengan reog ponorogo, karena kalau kita melihat sejarah kesinian ini muncul sekitar abad ke-11 di wengker atau sekarang menjadi Ponorogo. Yang menciptakan juga Raja Ponorogo kalau ngak salah tepatnya tahun 104 masehi, ini setelah tragedi bunuh dirinya puteri Daha,” jelasnya Gus Salam sapaan akrabnya. 

Selain menyemarakkan HUT RI Ke-77 pertunjukan ini juga untuk mempererat tali silaturahmi para seniman jaranan se-eks karisidenan madiun. 

"Disamping menyemarakkan HUT RI Ke-77 pertunjukan ini juga sebagai ajang silaturahmi para seniman muda jaranan yang ada di eks karisidenan madiun. Selain itu juga untuk memberikan hiburan kepada warga karisidenan Madiun terkhusus Ponorogo yang bertempatan. Ini dibuktikan dengan anomali penonton yang sangat banyak sehingga bisa membuat geger lapangan kampus INSURI Ponorogo. tutupnya Muhibbuddin.






Kontributor: Sholike
Editor: Musakkir

Posting Komentar

0 Komentar