Opini, "Ada Apa Dengan Negara?" oleh: Salsabila

OPINI, SABDATA.ID – Makin kesini semua tentangnya makin membingungkan. Negara adalah pelindung bagi rakyatnya akan tetapi saat ini negara seakan-akan menjadi penjahat bagi para rakyatnya.

Undang-undang makin banyak yang kontra dengan rakyat, aturan-aturan yang menurut para rakyat itu mendiskriminasi. Masih banyak hal-hal yang lebih penting daripada, mempermasalahkan menghina pemerintah, sendal jepit, masalah persetubuhan sebelum perkawinan. 

Masalah menghina para pemerintah akan berakhir di penjara. Menghina memang perilaku tercela tapi banyak pemerintah yang dikritik tapi malah merasa terhina. Bukannya kalian sendiri yang membuat diri kalian terlihat "terhina?" Menghina seperti apa yang harus dihindari sehingga akan dijadikan RKUHP?

Sebenarnya yang ditakutkan rakyat adalah ketika mereka mengkritik pemerintah tapi pemerintah menganggap itu menghina mereka. Apalagi ketika orasi-orasi atau tulisan-tulisan opini seperti ini seakan-akan kami tidak boleh mengekspresikan apa yang kami rasakan tentang mereka.

Katanya bebas berpendapat, katanya silahkan dikritik jika membuat kesalahan tapi sekarang malah akan dipaksa bungkam? Pembungkaman menguntungkan bagi para penguasa negara dan mereka akan mengatur negara dengan sesuka hatinya.

Semena-mena memperlakukan rakyatnya, kami bersuara saja mereka seakan-akan tidak peduli. Bagaimana jika benar terjadi pengesahan RKUHP ini? Apa yang akan terjadi dengan negara di masa akan datang?
Masalah sendal jepit.

Kenapa sendal jepit menjadi permasalahan hukum juga? Permasalahan lalu lintas? Mending jalanan berlubang yang di perhatikan dan diperbaiki atau memeriksa para pemerintah yang sudah di amanah-kan memperbaiki jalan tapi dananya entah kemana. Sebenarnya saya masih bingung dengan undang-undang mengenai sendal jepit ini.

Lalu ada informasi dari media bahwa undang-undang tersebut telah disahkan, sebenarnya kenapa sendal jepit ini di permasalahkan? Jika sekedar menghimbau untuk lebih berhati-hati dalam berkendara itu bisa di benarkan.

Namun jika sampai sendal jepit menjadi permasalahan dan dijadikan undang-undang, serta memberikan hukuman tilang. Menurut saya itu bukanlah kebenaran. Tentu saja memberatkan bagi rakyat, tidak semua rakyat merasa nyaman memakai sepatu terlebih lagi ketika ke pasar.

Bukankah kenyamanan saat berkendara itu juga penting? Masalah persetubuhan sebelum perkawinan. Menurut saya ini adalah privasi karena menyangkut diri masyarakat yang memang tidak untuk publik. Belum lagi ketika tertangkap pasti media menyorot penangkapan tersebut tapi bukankah itu adalah privasi masyarakat?

Lalu bagaimana dengan korban pelecehan atau pemerkosaan? Mereka akan merasa di diskriminasi, belum lagi jika mereka tidak di percaya bahwa mereka adalah korban. Privasi rakyat bukanlah urusan negara, ini adalah masalah pribadi dimana hanya menyangkut pribadi seseorang dan juga tidak masalah jika tidak merugikan pihak yang tak bersangkutan.

Terlalu banyak kontroversi mengenai perencanaan pengesahan RKUHP. Namun bagaimana dengan tindakan para pemerintah mengenai suara-suara rakyat? Mereka pun seakan-akan tidak mendengar suara rakyat, padahal suara kami bukanlah suara sumbang.
Sudah jelas apa yang dikeluhkan rakyat. Walaupun masih rencana, tapi kami harus bertindak sebelum pengesahan terjadi. 
Menurut saya negara harusnya lebih memperhatikan hal-hal yang membuat masyarakat khawatir, masih banyak yang harus dilakukan para pemerintah selain mengurusi privasi rakyatnya.

Mengapa juga hanya rakyat biasa yang di urusi? Bagaimana dengan para elite politik, banyak para elite politik dengan moral dan etika yang buruk. Mereka pun bebas mengkritik siapapun yang mereka mau tanpa harus merasa takut akan ‘diciduk', diculik’ atau bahkan ‘dihilangkan’.


Baru-baru ini ibu Megawati yang terhormat dalam pidatonya diduga melakukan rasisme terhadap orang Papua, tidak semua hal bisa di bercandakan. Belum lagi ia mengatakan tentang tukang bakso, apa salahnya menjadi tukang bakso? Setidaknya tukang bakso mencari nafkah yang halal. Toh belum tentu Bu Megawati ini melakukan hal yang baik, siapa tau ada udang di balik batu.


Berbicara mengenai negara memanglah pembahasan yang sangat meluas karena elite politik, rakyat, presiden, pemerintah, pejabat, dan lain-lain adalah tentang negara. Sebenarnya negara tidak pernah bersalah atas perilaku yang dibuat oleh para penguasanya namun karena hal bodoh yang dilakukan para penguasa, negara harus menanggung stigma masyarakat terhadapnya.

Lewat tulisan saya mendukung para aktivis jalanan yang berjuang menyuarakan suara kami, suara rakyat. Kritik dengan karya, kritis dengan gaya. Hidup keadilan, hidup demokrasi.





Penulis: Salsabila (Mahasiswi UIN Alauddin Makassar)

Posting Komentar

0 Komentar