Cerpen, "Yang Bertamu di Jendela"oleh: Rika Arlianti DM

CERPEN, SABDATA.ID – Tak kutemukan kata ganti untuk ramai malam ini. Sepasang daun jendela kubiarkan menganga sedari pagi agar yang pergi kembali menyapa serpihan-serpihan yang perlahan menepi.

Gelap menggigil kedinginan tatkala waktu kian beku. Membaca Pablo Neruda seperti membuka ruang yang selalu tanda tanya. Tanda tanya membelah diri, beranak pinak membentuk benteng dan menghalangi cahaya rembulan menyapa hati yang temaram.

Tersingkap potret lama yang bersembunyi di antara halaman buku. Aku tak lagi menemukan diriku di sana. Barangkali sibuk berkelana atau menenangkan suara-suara asing yang berbisik akrab di telinga.

“Promises... Promises... Promises...,” begitu katanya.

Aku memikirkan kata-kata itu hingga mengabaikan kantuk yang berkali-kali tertidur di balik selimut, di bawah bantal, atau di sudut jendela yang masih membuka lengan.

Tiba-tiba aku rindu menyelusuri jalan-jalan kota Bulukumba. Jalan yang berkali-kali ditempuh, yang orang-orangnya sibuk bergegas. Sibuk mengkhawatirkan kemalangan masing-masing. Sibuk mendekap ketakutan-ketakutan sendiri.
Lalu angin malam menerpa wajah. Memeluk kedamaian, merangkul masa kini. Mengusir tamu-tamu yang lupa jalan pulang.

Pada akhirnya sebelum fajar menyingsing, jendela berhasil kututup rapat-rapat. Setelah memastikan semua tamu telah terusir menuju rumah abadi.

Bulukumba, 22 Juni 2022




Penulis: Rika Arlianti DM



Posting Komentar

0 Komentar