Tips Menulis Opini ala Sabdata Part 2

Tips Menulis Opini ala Sabdata Part 2
(Sambungan dari tulisan tips menulis opini ala Sabdata sebelumnya) ... Tulisan yang terbengkalai. 

3. Pengetahuan dan kemampuan. 

Yang terakhir, juga tidak kalah penting yang perlu dimiliki para penulis pemula adalah pengetahuan dan kemampuan. Bisa dibilang keduanya merupakan modal utama dalam menulis.

Tanpa ada pengetahuan dan kemampuan maka bagaimana mungkin para penulis memulai rangkaian kata-katanya saat menulis.

Menulis opini tentu didalamnya dibarengi pengetahuan penulis. Pengetahuan dalam arti opini penulis yang diuraikan dengan melibatkan data-data sebagai penguat opini (argumen).

Begitupun, kemampuan. Penulis perlu mempunyai kemampuan dalam hal keterampilan saat menguraikan sedemikian rupa tulisan opini yang disajikan.



KENDALA PARA PENULIS PEMULA.

Disatu sisi, ada saja hal kendala yang seringkali dihadapi oleh para penulis pemula ketika dalam melakukan kegiatan menulis opininya, diantara kendala menulis dari segi kendala psikologi penulis itu sendiri.

Berikut uraian apa-apa saja kendala psikologi yang seringkali dialami para penulis pemula:

1. Merasa tidak bisa padahal belum berusaha.

Segala sesuatu perlu diusahakan terlebih dahulu barulah diketahui sejauh mana ukuran kemampuan seseorang.
Olehnya itu, mereka yang merasa tidak mampu lalu tidak pernah mencoba dan berusaha terus maka mereka dapat disebut orang sudah pasti gagal.



Jangankan dapat menuntaskan satu tulisan utuh, memulai untuk menulis saja sudah merasa tidak mampu.

Hilangkan perasaan yang demikian dan mulailah menulis hingga tuntas.

Intinya jangan sisakan keraguan untuk memulai kegiatan menulis sebab penulis andal lahir dari penulis pemula.

Inilah yang disebut bertahap atau berproses, sedikit demi sedikit 


Saya kira semua penulis pemula memiliki kemampuan yang satu ini.

Terlepas apakah dalam penguraiannya bagus atau tidak-nya tergantung dari siapa yang membaca (penikmat tulisan). 

Masing-masing pembaca punya standar kualitas tersendirinya. 

lama-lama jadi? Ya betul bukti, eh maksudnya bukit. Ulang, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Seperti itu kata sebuah pepatah dahulu.

2. Malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik sehingga ditertawakan orang.

Para penulis pemula diharapkan jangan mempedulikan apa yang dikatakan orang lain terkait tulisan yang kamu hasilkan.

Teruslah menulis dan hasilkan banyak karya sebab masing-masing penulis punya pembacanya tersendiri.

Artinya boleh jadi menurut satu orang tulisanmu dinilai tidak baik namun bisa saja menurut sepuluh orang tulisanmu itu baik. Teruslah menulis. 

3.malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya tidak banyak.

Yakinkan bahwa setiap orang punya potensinya masing-masing, entah itu dalam hal pengetahuan terkait A maupun pengetahuan tentang B.

Pada intinya kita semua punya masing-masing ilmu pengetahuan.

Olehnya itu jangan berkecil hati dan percaya diri-lah dalam menguraikan gagasan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.

Terus menulis dan raih jumlah pembaca sebanyak-banyaknya. 


... (Bersambung) 






Note: dikutip dari buku Strategi Menulis Opini karya Abdullah

Posting Komentar

1 Komentar

Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun