Fahmi Al-muhaidir dan Al-fatihahnya

Fahmi Al-muhaidir dan Al-fatihahnya
"Setiap orang adalah guru." Demikian kata bijak yang seringkali terlontar dari orang-orang intelektual yang haus akan ilmu pengetahuan. 

Mereka yang menjadikan setiap orang seperti guru adalah mereka yang akan selalu melihat seseorang dengan kacamata pengetahuan. Artinya, mereka selalu mendapatkan pelajaran dari setiap orang yang ia temui.
Berkaitan dengan ungkapan tersebut agaknya selaras dengan sosok Fahmi Al-muhaidir alias Ato, pemuda kampung Nipa Bulukumba yang kerap dianggap sebelah mata namun dapat dianggap guru.

Saya berani menyebutnya sebagai guru karena ada-ada saja pelajaran teladan dari sosok pemuda yang satu ini.

Kali ini, teladan yang saya maksud ialah kebiasaan dirinya mengirimkan bacaan pahala Al-Fatihah kepada orang-orang terdekatnya yang lebih dahulu menghadap pada sang pencipta.

Menariknya lagi, secara tidak langsung, ia tidak lupa mengajak kepada orang lain untuk membiasakan diri mengirim bacaan Al-fatihah kepada orang-orang terdekat kita termasuk kepada para kerabat, orang tua dan sanak saudara yang telah mendahului. 

Diksi yang paling saya ingat dari unggahan statusnya di kolom facebook yang berbunyi, "Mari kita kirimkan surah Al-fatihah buat almarhum (nama lengkap yang dituju) ... "
Tulis Fahmi Al-muhaidir di rubrik statusnya, Kamis (17/12/2021). 

Akhirnya inilah diantara pelajaran teladan yang dapat saya petik dari sosok pemuda kampung Nipa, Bentenge, si Fahmi Al-muhaidir alias bang Ato. Pelajaran agar kita tidak melupakan orang-orang yang telah menghadap pada sang pencipta. 
Melalui bacaan Al-fatihah, kita bukan hanya mengingat kematian namun lebih daripada itu pahala bacaan Al-fatihah akan menjadi penolong atau syafaat bagi si almarhum(ah) yang dituju.
Soal pahala bacaan Al-fatihah buat orang yang telah meninggal lebih lengkapnya silakan baca keutamaannya di Google bila mau instan. Wkwkwk... 






Penulis: Abdullah

Posting Komentar

0 Komentar