Meneladani Sosok Fahmi Al-Muhaidir Kampung Nipa Bulukumba

Meneladani Sosok Fahmi Al-Muhaidir Kampung Nipa Bulukumba 
Ato, demikian nama sapaan dari sosok pemuda yang bernama lengkap Fahmi Al-Muhaidir. Ia lahir di  kota Palu tahun 1996 silam namun dibesarkan di kelurahan Bentenge kabupaten Bulukumba. Dilihat dari ciri khas penampilannya, ia suka memakai celana pendek dengan baju kaos dan berambut pendek 1 senti. Memang terlihat sederhana, begitulah penampilan si Ato. 

Mendengar namanya, tidak asing lagi. Ya Sosoknya begitu familiar ditengah masyarakat kampung Nipa, Kelurahan Bentenge. Dimana ada Ato disitu ada perkumpulan. Tak main, berbagai kalangan ia seringkali ada didalamnya. Inilah ciri khas sosok pemuda yang satu ini.

Meski demikian, kerap ia sering dianggap sebelah mata dan diremehkan oleh kebanyakan orang namun menurut saya, ada teladan yang patut untuk contohi. Teladan ini yang justru tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Teladan yang saya maksud, seperti yang sebelum saya jelaskan. "Dimana ada Ato disitu ada perkumpulan." ia mudah berbaur kepada siapa saja.

Betul, teladan yang saya dapat darinya ialah sisi sosialnya yang begitu tinggi. Ia mudah bergaul kepada siapa saja, anak-anak, sebaya bahkan orang tua sekalipun ia jadikan kawan bincang. Makanya tidak heran, jika saya menyebut, Ato adalah sosok yang sangat familiar di tengah masyarakat kelurahan Bentenge terkhusus di lingkungan kampung Nipa. 

Pernah suatu ketika, saya dan Ato berkunjung ke salah satu destinasi wisata air terjun yang terdapat di daerah Borong Rappoa. Cukup jauh dari kampung Nipa karena letaknya di kecamatan sebelah. Selama perjalanan memakai mobil pick up, suasana terus ceria. Tidak ada lain karena kehadiran Ato pada saat itu yang suka membuat kelucuan khasnya. Alur ceritanya, sering mengundang gelak tawa kawan lainnya. 

Singkat cerita, sampainya ke tempat wisata ada satu hal yang membuat saya kagum padanya. Saat itu, baru saja sampai ke tempat tersebut. Ia langsung berkeliling lokasi. Tak berselang lama, Ia dapati perkumpulan anak muda, tidak berpikir panjang ia datangi dan sapa perkumpulan itu lalu berbincang-bincang padahal ia tidak mengenal orang-orang tersebut.

Saya pun berpikir pada saat itu, memang luar biasa sisi sosial anak muda yang satu ini. Ia terbuka dengan siapa saja tanpa melihat siapa yang ia temui. Ia tak segan-segan memulai pembicaraan, tak malu menyapa duluan dan ia suka bertemu dengan orang-orang baru. Meski ia dianggap (maaf) bod*h oleh banyak orang namun ada teladan sosial yang bisa dipetik darinya. 
Bahkan, saya pun termasuk orang yang introver (tertutup) agak merasa malu olehnya. Bila diumpamakan saya seperti 'teori' belaka sedangkan Ato ialah 'penerapannya'. 



Saya hanya sebuah ide tanpa aksi sedangkan Ato, ya aksi dan ide ia miliki. Ini yang membuat saya kalah darinya. Inilah yang kebanyakan orang tidak dimiliki, aksi dan ide.


Saya yakin, banyak orang diluar sana yang hanya diam dan tak suka bersosialisasi dengan orang lain bahkan saya anggap orang seperti ini tak akan 'maju' dalam hari-harinya. 
Ya, itulah pelajaran yang saya dapat sosok Fahmi Al-Muhaidir alias si Ato, sosok pemuda yang dipandang sebelah mata oleh banyak orang namun pada dirinya ada jiwa sosial yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Intinya masing-masing dari kita punya kelebihan dan kekurangan. Ibrahnya, jangan memandang rendah siapapun karena boleh jadi orang tersebut memiliki suatu hal yang tidak kamu miliki. 







Editor: Abdullah

Posting Komentar

0 Komentar