Opini, "Hakikat Puisi, Logika" oleh: Mahrus Andis

OPINI, SABDATA.ID – Menulis puisi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan merangkai kata-kata menjadi larik dan bait-bait yang indah. Akan tetapi, salah satu unsur penting dalam puisi ialah logika. Baik logika bahasa, yaitu ketepatan memanfaatkan diksi (pilihan kata) maupun logika ideologi, yakni pengungkapan gagasan yang masuk akal.

Salah satu contoh ungkapan larik puisi yang logis dari dimensi bahasa dan ide, yaitu:

    "Kelaparan adalah
     burung gagak yang
     licik dan hitam ..."
     (Sajak Orang
     Lapar, WS Rendra)

Dari aspek bahasa, pemanfaatan kiasan (figurative language) dalam puisi ini sangat tepat (logis). Diksi "burung gagak yang licik dan hitam" mewakili pengertian suasana kelaparan yang mencekam serta amat menakutkan.

Sedang dimensi ideologisnya juga tepat, yakni kelaparan seperti nasib yang pekat, setiap saat dapat (tiba-tiba) mengancam kehidupan seseorang.

Menemukan logika bahasa dan logika ideologis yang mewakili nada puitik penyair, tentu tidak gampang. Ia lahir dari wawasan estetika dan kedalaman perenungan terhadap realitas alam di sekitar diri penyair.

Namun, kita tidak harus berkecil hati. Power puitika tersebut  (logika bahasa dan ide) dapat diperoleh dengan jalan rajin membaca serta tekun berlatih menuliskan imajinasi. Dan itu boleh dimulai dari sekarang. Salam Kreatif !

Mks 8 Des. 2022




Penulis: Mahrus Andis
Editor: Tim Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar