Spiritualitas-Fungsi Sosial Cinta Perempuan dalam Perwajahan Politik (2)

OPINI, SABDATA.ID – Dan karena didikannya lah anak memahami cara hidup. Dimulai dari diri-nyalah segala aktifitas sosial dan segenap tindakan kreativitas manusia bisa terwujud.

Para intelektual haruslah menyadari hal ini, adalah kesalahan para intelektual sehingga konstruksi melihat rendah perempuan dan akibat-akibatnya itu terjadi. begitulah yang semestinya sebab tidak menjalankan kewajibannya. Dan merupakan tuntutan dimana para intelektual harus menutupi kembali kesalahan besar ini.

Lantas apakah yang harus dilakukan oleh para tokoh intelektual dalam menghadapi fenomena ini?

Saya kira melakukan gerak penyadaran pada wilayah pemaknaan (konsepsi) masyarakat-lah langkah yang harus diambil, sebab kita mengikuti pola sebelumnya dimana laki-laki dalam relasinya dengan perempuan yang tak seimbang itu dikarenakan adanya tekanan dari konsepnya, karakteristiknya memang manusia bertindak dengan mengikuti konsep.
Walaupun kadangkala konsep dengan hasrat berseberangan dan juga kadang kala manusia lebih memilih hasratnya, namun dominan hasrat mampu diikat (dikendalikan) oleh konsep. Disini, hasrat memiliki potensi yang besar sebagai landasan dalam melakukan suatu aktivitas.

Lalu bagaimana sehingga masyarakat mampu melihat atau memaknai (mengkonsepsi) sehingga sampai pada sebuah cara pandang keseimbangan? Disini saya menggunakan kata seimbang dan tidak menggunakan kata setara, karena menurut saya ke-2 kata ini memiliki makna yang berbeda, walaupun ada yang mengatakan bahwa kata ini memiliki makna yang sama.

 Namun hal ini saya lakukan sebab dalam kebanyakan dalam masyarakat kesan yang akan hadir ketika mendengar kata kesetaraan adalah sebuah bentuk kesamaan secara universal dimana A (sebagai laki) adalah sama dengan (=) B (sebagai perempuan).

Saya hanya ingin menjaga kesan yang terbangun dalam masyarakat sehingga saya menggunakan kata seimbang, bagi yang ingin menyamakan makna kata ini silahkan.

Pada dasarnya, yang jelas maksud saya tertuju pada sebuah bentuk relasi yang saling menutupi kekosongan atau saling melengkapi satu sama lain sebagaimana air dan biji mangga memiliki esensi dan aksiden yang berbeda namun ketika ke-duanya berelasi akan membuat biji mangga tumbuh menjadi tumbuhan mangga dan mengantarkan tumbuhan mangga itu menjadi mangga yang dewasa dan berbuah.


Begitulah kira-kira metafora makna keseimbangan, tentu saja perumpamaan ini tidak bisa mewakili secara utuh makna keseimbangan perempuan dan laki-laki yang saya maksud, akan tetapi setidaknya pikiran kita bisa terantarkan untuk mengimajinasikannya.

Atau kita juga bisa menggunakan kata kosmologi yang ketika dimaknai kita akan terantarkan pada sebuah makna keseimbangan. Kosmologi sendiri berasal dari kata kosmos yang berarti "Alam". Eksistensi Alam adalah sesuatu yang seimbang dalam relasinya.

Kita tadi membahas persoalan kata dan konsep (makna), sekarang kita akan mencoba memasuki eksistensi manusia (laki-laki dan perempuan) itu sendiri dan akan mengurai esensinya, disini kita akan menggunakan pandangan dunia Al-Qur'an dalam melihat manusia namun tetap kita tidak akan meninggalkan ranah penjelasan rasionalnya.

... (Bersambung bagian 3)






Penulis: Yusril (Mahasiswa Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar)

Posting Komentar

0 Komentar