Pancasila: Produk Appaseuwang dari Leluhur

Opini, "Pancasila: Produk Appaseuwang dari Leluhur" oleh: Andi Mahrus
OPINI, SABDATA.ID – Didalam ilmu tarekat Bugis-Makassar dikenal istilah Appaseuwang yang artinya 'Mengesakan' Allah di setiap momen kehidupan bagi hamba yang menyandang predikat Khalifah di atas bumi.

Appaseuwang inilah yang menjadi pokok utama syariat Islam sekaligus sebagi filosofi yang menafasi praktek kehidupan berbangsa dan bernegara:bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Baru saja kita memperingati saat lahirnya Pancasila, 1 Juni 2022. Kita boleh berdebat dari aspek kesejarahan. Namun pada tataran ideologis Pancasila adalah ruh pemersatu di antara banyak corak, karakter dan pilihan hidup yang berbeda-beda. 

Sila pertama dalam Pancasila; "Ketuhanan yang maha esa" adalah komitmen keyakinan religius yang dapat diterima oleh semua ruang perbedaan ibarat sebuah Firman Pancasila adalah struktur ayat-ayat sahih yang maha sempurna menampung segala kodrat dan cita rasa umat manusia.

Ketika leluhur Bugis-Makassar menempuh tarekat Appasseuwang dalam skala mikro kosmos (internal akidah) maka hakikatnya nya dia pun telah merangkul keseluruhan ruang pengabdian untuk segenap kemanusiaan (makro-kosmos) secara universal; lahir batin, jasmani-rohani, material-spiritual, dan dunia-akhirat.

 

Implementasi dari tarikat Appasseuwang ini adalah lahirnya produk manusia Indonesia Pancasilais yang membawa misi kebangsaan berupa:

  1. Teppe' Puang Seuwwae (Ketuhanan yang maha esa atau Attaqwa)
  2. Ampe-ampe madeceng (Kemanusiaan atau Al-ihsan)
  3. Assisompungeng ri Padanna Rupa taue (persatuan/Ummatan Wahidah)
  4. Assamaturukeng ri gau' makkigunae (Kerakyatan/Bilhikmah)
  5. Apesseng nasibawai Siri' ri tomaegae (Keadilan/Al-adli
Rakyat di negeri ini serentak memperingati hari lahirnya Pancasila. Itu berarti bahwa kita khususnya Bugis-Makassar sepakat mereaktualisasikan idealisme kebudayaan leluhur untuk tetap istiqamah pada tarikat Appasseuwang menuju intensitas keummatan; bersuku bangsa Indonesia yang Pancasilais






Penulis: Andi Mahrus 
Editor: Amasa

Posting Komentar

0 Komentar