Opini, "Relevansi Paham Fisiokrat dalam Upaya Kestabilan Sektor Agrikultur di Indonesia" Oleh: Rifki Farman

Opini, "Relevansi Paham Fisiokrat dalam Upaya Kestabilan Sektor Agrikultur di Indonesia" Oleh: Rifki Farman


Fisiokrat ialah kelompok ekonom yang percaya kalau kemakmuran suatu negara hanya bisa dicapai melalui agrikultur. Teori ini berasal dari Prancis dan sangat populer dari abad ke 18. Fisiokrasi merupakan teori pertama yang dikembangkan dengan baik dalam bidang ekonomi. Dengan mendekati sekolah modern pertama, ekonomi klasik, yang dimulai dengan publikasi The Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776.

Mengenai arti agrikultur secara luas adalah suatu upaya untuk memproduksi atau membuat makanan, pangan, serat dan hasil lainnya dalam bidang pertanian yang memerlukan tenaga manusia, yang di dalamnya pun termasuk berbagai jenis tanaman tertentu serta pertambahan pada berbagai hewan lokal.

Melihat dari pengertian antara Fisiorat dan Agrikultur itu memiliki keterkaitan yang membahas mengenai bagaimana hasil hasil dari pertanian itu di pergunakan demi kepentingan kemakmuran di suatu negara.
Pengembangan ekonomi agrikultur di Indonesia.

Pengembangan agrikultur adalah kegiatan mengelola tumbuhan dan ternak agar dapat memberikan keuntungan ekonomi. Kegiatan ini berlangsung secara terorganisir dan sudah dilakukan sejak zaman dahulu bahkan sebelum masa penjajahan.

Pemerintah mendukung perkembangan dalam sektor agrikultur di Indonesia. Bukti nyata dukungan pemerintah, yaitu adanya subsidi pupuk dan benih.Tak hanya itu, pemerintah juga menerapkan strategi khusus agar sektor ini memiliki daya saing yang tinggi.

Adapun beberapa strategi yang dimaksud dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia adalah:

• Ekofarming
Ekofarming merupakan peningkatan sistem budi daya di sektor pertanian yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia. Strategi yang mengutamakan ramah lingkungan ini juga disebut dengan pertanian organik. Produk yang dihasilkan akan lebih alami dan tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya serta menyebabkan lingkungan di sekitar tercemar.

• Perbaikan Irigasi
Air adalah salah satu unsur yang paling dibutuhkan bagi sektor agrikultur. Sistem irigasi yang baik diperlukan untuk menjaga ketersediaan air. Pemerintah melakukan perbaikan dan pengadaan irigasi di berbagai daerah untuk menjaga ketersediaan air untuk pertanian.

• Pembangunan dan Perbaikan sarana pertanian
Pemerintah juga melakukan pembangunan dan perbaikan sarana pertanian guna mendukung sektor pertanian agar berkembang. Kegiatan pertanian dapat dimudahkan dengan pembangunan dan sarana yang lebih baik. Salah satu contohnya adalah pembangunan waduk oleh pemerintah sebagai tempat persediaan air.

• Pembukaan lahan baru
Seiring berjalannya waktu, berkurangnya lahan untuk pertanian adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Apalagi di saat yang bersamaan kebutuhan terhadap lahan industri juga pemukiman meningkat. Untuk mengatasi ini, pemerintah pun membuka lahan baru agar dapat menambah jumlah produk pertanian dan menambah lapangan pekerjaan baru.

Kemajuan pertanian salah satunya ditopang oleh jumlah petani. Artinya semakin banyak petani maka sektor pertanian akan semakin menggeliat. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2018 menyebutkan bahwa pekerja di sektor pertanian di Indonesia berjumlah 35,7 juta orang. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia, maka hanya terdapat sekitar 21 persen petani di Indonesia yang harus menghidupi 264 juta penduduk Indonesia.

Kondisi ini diperparah lagi dengan data yang menyebutkan bahwa 32,6 persen petani di Indonesia berusia di atas 54 tahun. Artinya, dari 35,7 juta petani di Indonesia terdapat 32,6 persen berusia diatas 54 tahun. Petani dengan usia diatas 54 tahun tentu akan berdampak pada produktivitas petani tersebut.

Maka alasan pemerintah untuk mengimpor pangan (beras, gula, dan kedelai) menjadi masuk akal karena produktivitas petani kita semakin menurun karena lebih dari seperempat petani kita sudah berada di usia tidak produktif. 


Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) berbagai sektor. Dalam rilisnya, BPS mencatat bahwa hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan positif, yakni tumbuh sebesar 2,15 persen (y on y).

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menyampaikan, pertumbuhan tersebut tak lepas dari kondisi harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada triwulan ke III yang mengalami peningkatan secara (q to q) maupun (y on y).

"Pertanian, kehutanan dan perikanan mendominasi industri pengolahan lapangan usaha sebesar 14,68 persen. Peranan pertanian dan beberapa industri lainya dalam perekonomian Indonesia mencapai 54,13 persen," ujar Kecuk Suhariyanto, Kamis, 5 November 2020.

Suhariyanto mengatakan, secara keseluruhan ekonomi nasional pada triwulan III-2020 tumbuh membaik sebesar 5,05 persen (q to q). Berdasarkan catatannya, 7 sektor untuk lapangan usaha secara tahunan masih tumbuh positif. Ketujuh sektor itu ialah sektor pertanian, real estate, jasa kesehatan, dan pengadaan air.

"Secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif dan cukup tinggi. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang siginifikan untuk melangkah ke triwulan IV," katanya.

Mengenai hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan bahwa pertumbuhan ini diprediksi berlanjut hingga tahun 2021. Hal ini terjadi lantaran produksi pertanian di semua provinsi Indonesia terus berjalan.

"Kita harus optimis, sebab pertanian adalah tulang punggung perekonomian Indonesia," tutupnya.

Sebelumnya, BPS juga mencatat kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) di kuartal II 2020 meningkat sebesar 2,19 persen jika dibandingkan kuartal I yang hanya sebesar 0,02 persen.

Seperti diketahui, Kementan mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Kementan juga terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.


Untuk menumbuhkan minat bertani di kalangan pemuda, diperlukan insentif melalui kebijakan pemerintah yang bersifat membantu dan mempermudah akses terhadap tiga hal berikut.

Pertama, insentif untuk meregenerasi petani Indonesia, memerlukan kemudahan akses terhadap lahan. kebutuhan mendasar dalam bercocok tanam adalah ketersediaan lahan. untuk itu, para pemuda khususnya sarjana pertanian yang berminat untuk bertani sebaiknya diberi kemudahan oleh pemerintah untuk mengelola tanah negara.

Jika tanah negara bisa diberikan kepada perusahaan melalui izin HGU (Hak Guna Usaha), lalu kenapa para sarjana pertanian yang berniat untuk bertani tidak diberikan izin untuk mengelola tanah negara tersebut? Padahal masih banyak lahan-lahan potensial di Indonesia yang belum di fungsikan. Menurut ketua Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Didik J. Rachbini terdapat sekitar 30 juta hektar lahan potensial di Indonesia yang masih menganggur (Kompas.com: 2013).

Lahan potensial ini tersebar di seluruh Indonesia dan jika setengah atau seperempat dari lahan potensial itu bisa dikelola oleh para sarjana pertanian, tidak hanya produksi di sektor pertanian yang meningkat, tetapi kesempatan kerja juga akan meningkat.
Kedua, agar kalangan pemuda atau para sarjana pertanian tertarik untuk berganti pekerjaan menjadi seorang petani, diperlukan kemudahan untuk mengakses modal.

Akses modal diperlukan untuk membiayai keperluan dan pengelolaan usaha tani. Kemudahan ini berguna untuk meminimalkan resiko gagal panen, sehingga petani pemula tidak begitu khawatir atau shock ketika mengalami kerugian di awal-awal usahanya. Istilahnya pemerintah turut membantu meringankan dalam hal modal kepada para petani pemula, konon lagi jika petani tersebut adalah lulusan sarjana pertanian yang terampil dan berprestasi.

Apa ruginya ketika pemerintah membantu memberdayakan orang yang berpotensi besar berkembang di bidangnya.
Ketiga, pemerintah harus bisa membantu dalam hal akses teknologi pertanian bagi para pemuda atau lulusan sarjana pertanian yang berminat untuk bertani. Di era teknologi ini, kalangan pemuda ingin sesuatu yang mudah dan cepat, dan teknologi hadir untuk itu semua.

Salah satu teknologi pertanian yang sudah sering di jumpai yaitu, Mesin NSPU-68C. Mesin ini adalah mesin penanam padi yang sangat efektif untuk mempercepat menanam padi dalam jumlah besar sekaligus efisien karena dengan mesin ini petani bisa melakukan proses bercocok tanam seorang diri dan dalam waktu yang singkat sehingga hemat tenaga dan biaya.

Namun, akses untuk penggunaan teknologi pertanian tentu membutuhkan biaya yang besar. Untuk membeli satu mesin penanam padi NSPU-68C, kita membutuhkan biaya sekitar 125 juta rupiah.

Harapan untuk ketiga insentif yang saya tawarkan kepada pemerintah tersebut mudah-mudahan bisa diwujudkan dalam rangka untuk meregenerasi petani di Indonesia. Dengan terjadinya regenerasi, sektor pertanian di Indonesia akan semakin maju karena regenerasi berarti tenaga baru, wajah baru, dan cara-cara baru, sehingga akan berdampak pada produktivitas pertanian yang semakin bertumbuh.



Daftar Pustaka 

Ir. Rullan Nirwansjah, M. (2015). Konsep Agrikultur Sebagai Penyelesaian dari . JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print), pp. 1-6.

Maryam, Syarifah. (2006). Identifikasi Permasalahan Pertanian Di Desa Padang Pangrapat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Pasir. EPP.Vol.3.No.1.2006:6-8

http://www.pertanian.go.id/eplanning/statis-8- mekanismeperencanaan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian

http://organichcs.com/2014/01/10/sekilas-definisi-konsep-petani-dan- pertanian/

http://archinect.com/forum/thread/46247220/relationship-between.agriculture-and-architecture

Gee. Y. Chuck. (1985). Resort Development and Management. The Educational Institute; Michigan, USA. [7] White, Edward. (1985).

Analisis Tapak. Bandung : Intermatra.http://twitgreen.com/b/jatiarjo/map

Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Pasuruan Tahun 2009 – 2029

https://www.academia.edu/5708495/Pemahaman_Proses_Model_ Pembelajaran_aktif_menyenangkan

Dubberly, Hugh. 2004. How Do You Design? A Compedium of Models.San Fransisco

Antoniades, Anthony C., (1990), “Poetics Of Architecture” Theory of Design, Van Nostrand Reinhold, New York. 





Penulis: Rifki Farman (90300118095)

Editor: Abdullah

Posting Komentar

0 Komentar