Opini, "Pengaruh Sosialis-Marxisme dalam Budaya Masyarakat Timur Tengah di Arab" Oleh: A. Mudari Tis'a
Sosialis-Marxisme adalah aliran pemikiran yang menolak budaya pemusatan kuasa golongan borjuasi (elite) dan menghapuskan elemen egoistik kelas pemodal dalam sistem kapitalisme.
Namun, paham tersebut mulai masuk dalam masyarakat Arab dalam menerusi gerakan politik berhaluan kiri (komunis) dan direkonstruksi mengikut acuan keperluan masyarakat Arab. Kajian ini bertujuan mengkaji pengaruh Sosialis-Marxisme terhadap landasan politik Timur Tengah.
Mengutip dari Hourani 1962, ideologi sosialisme mulai tersebar ke negara-negara Arab di Timur Tengah oleh seorang ahli fizik Syria yaitu Shibli Shumayyil (1850-1917) yang banyak dipengaruhi oleh idea evolution Darwinisme.
Shibli dikenal sebagai tokoh sosialis yang berpandangan moderat. Langkah Shibli diikuti oleh tokoh-tokoh sosialis Arab yang lain seperti Rashid Rida (1856-1935) dan Antun Sacdan (1856-1935).
Ada empat peran di sosialis utama mereka, yaitu:
1. Tanggung jawab negara untuk menyediakan peluang kerja serta pemberian gaji yang setimpal dengan nilai dan kemahiran mereka.
2. Menyarankan rakyat menggandakan usaha dalam meningkat kadar pengeluaran negara.
3. Membebaskan negara dari cengkaman kuasa kolonialisme (Perancis).
4. Menyatukan bangsa Arab dalam mempertahankan kepentingan bangsa mereka (Nasionalisme).
Pertarungan antara golongan menindas dan tertindas dalam sistem kapitalisme telah membuka halaman baru dalam hal munculnya gerakan sosialisme yang menuntut kesamarataan dan keadilan dalam sektor ekonomi dan sosial.
Budaya eksploitasi dan pemerasan tenaga kelas bawah oleh golongan kapitalis telah menumbuhkan rasa tidak puas, dilakukan melalui tindakan revolusi dan peperangan yang berlanjutan.
Peredaran masa ini menimbulkan suatu proses transformasi dalam tiga dimensi:
1. Sektor Ekonomi: Golongan proletariat berjaya menghapuskan ancaman alienasi dalam aktivitis pengeluaran dan menikmati gaji yang setimpal.
2. Sektor Sosial: Memperkasakan semangat kerja sama dan toleransi sesama anggota masyarakat tanpa menghiraukan derajat dan kedudukan masing-masing.
3. Sektor Politik: Rakyat diberi peluang untuk menyertai barisan kepimpinan negara seterusnya menjulang sistem demokrasi, menggantikan sistem monarki yang seringkali menyemai benih-benih penindasan, kekejaman, dan kesengsaraan.
Lantaran itu, ide-ide sosialisme mulai terbentuk dalam ruang pemikiran rakyat yang mengimpikan sebuah negara bebas dan ideal, lalu berkembang ke arah realitas kehidupan masyarakat dunia hingga kini.
Konsep Marxisme di dunia Arab sebenarnya dianggap masih kabur dan susah menyesuaikannya dengan kondisi sosiologi-politik dan sosiologi-budaya yang masih memuliakan model siyasah Islam.
Aspek moral dalam kehidupan beragama masih dipegang kuat oleh masyarakat Arab yang berbanding dengan Marxis yang berpaham ateisme.
Realitasnya, masyarakat Arab yang berfikrah sekularis, liberalis maupun ateis tidak sepenuhnya mengimplementasi konsep Marxisme, tetapi hanya mengambil beberapa prinsip saja yang dirasakan bersesuaian dengan keperluan masyarakat Arab.
Posisi Marxisme hanya dijadikan alternatif terbaik kepada masyarakat Arab untuk menolak sistem monarki dan kuasa imperialisme. Manakala istilah sosialisme itu sendiri hanya interpretasi kepada makna nasionalisme yang menganjurkan hak kebebasan dan penguasaan ekonomi dan politik sebuah negara.
Lantaran itu, gagasan Marxisme adalah rekonstruksi kepada pembentukan model masyarakat Arab dalam sebuah kerajaan pusat (Dunia Arab), seterusnya usaha penyatuan bangsa Arab adalah langkah awal ke arah memperkasakan gagasan sosialisme di Timur Tengah.
Signifikan dasar nasionalisasi di Timur Tengah berjaya mengetengahkan proses decentralisation yang dikuat kuasakan agar jurang perbedaan taraf ekonomi masyarakat dihapuskan dan memelihara hasil kekayaan negara, agar tidak jatuh ke tangan pihak asing.
Daftar Pustaka:
Suseno, Franz Magnis. 2005. PEMIKIRAN KARL MARX Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Ro’uf, Abdul Mukti. 2018. KRITIK NALAR ARAB MUHAMMAD ‘ABID AL-JABIRI. Yogyakarta: LKiS
Penulis: A. Mudari Tis'a (90300118103)
Editor: Rika Arlianti DM
0 Komentar
Beri komentar masukan/saran yang bersifat membangun